" Kejujuran,.. Integritas,.. Kerjasama,.. Hirarki, . . Loyalitas,... . . ."ds

Jumat, 16 Januari 2015

BBM mau turun Pengelola SPBU Bingung

Setelah mengalami penurunan harga pada tanggal 1 Januari 2015, bahan bakar minyak (BBM) jenis premium rencananya kembali mengalami penurunan. Pemerintah menyebut penurunan akan terjadi akhir pekan ini. Penurunan itu di­se­bab­kan harga minyak du­nia yang te­ngah an­­jlok. Penurunan harga BBM berkisar antara Rp 1.100 hingga Rp 1.200 per liter.
Kemungkinan besar harga premium akan kembali pada Rp 6.500 per liter atau dibawahnya. Kondisi ini membuat para pengelola SPBU bingung. Penurunan harga akan membuat risiko kerugian meningkat.
“Kalau seperti ini sulit menyiasatinya. Tapi bagaimana nanti saja. Misalkan saat beli harganya sekian kemudian diturunkan sudah pasti kita rugi. Apalagi rencananya setiap dua minggu sekali harga premium bisa berubah-ubah menyesuaikan harga minyak dunia,” jelas Nana, pengawas SPBU di Jalan Ahmad Yani.
Sebaliknya, bagi pengguna kendaraan rencana penurunan harga itu merupakan kabar gembira. Setidaknya biaya pengeluaran untuk BBM sedikit berkurang. Sehingga hasil usaha masih bisa disisihkan. “Biasanya satu kali ngisi saya 20 ribu per hari dapat dua liter lebih sedikit. Kalau benar akan turun, Rp 20 ribu itu bisa dapat 3 liter jadi saya bisa berhemat,” ujar Ohid Abdul Wahid (29), tukang ojek di Ciamis kota.
Baginya penurunan BBM merupakan penyelamat ekonomi. Selisih pengeluaran yang semula tinggi bisa digunakan untuk keperluan lain yang lebih penting. Dia berharap para pedagang dan produsen juga menurunkan harga bahan pokok dan kebutuhan lainnya ketika harga BBM turun. “Mudah-mudahan dengan turunnya harga bensin, harga beras dan sembako bisa turun, kalau kemarin mah penurunannya sedikit jadi tidak terlalu berpengaruh,” tandasnya.

Bila Jumat Diumumkan, Penurunan Harga BBM di SPBU Berlaku Setelah 2 Hari

Pemerintah berencana mengumumkan harga dasar bahan bakar minyak (BBM) pada Jumat (16/1/2015). Namun, penurunan harga premium dan solar di SPBU baru akan terealisasi 2 hari setelah pengumuman pemerintah.
"Kalau diumumkan harga dasar BBM misalnya pada hari Jumat ini, itu juga sekaligus diumumkan harga premium dan solar di SPBU," ujar Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang, dalam pesan singkatnya, Kamis (15/1/2015).
"Tapi harganya baru berlaku 1-2 hari sesudah diumumkan pemerintah," kata Bambang.
Alasannya, kata Bambang, untuk menghindari kerugian yang dialami pengusaha SPBU. Ini berkaca pada kasus ketika pemerintah menurunkan harga BBM pada 1 Januari 2015. Kala itu, harga bensin premium turun dari Rp 8.500/liter menjadi Rp 7.600/liter. Begitu juga harga solar, turun dari Rp 7.500/liter menjadi Rp 7.250/liter.
Penurunan harga bensin premium dan solar tersebut membuat para pengusaha merugi. Karena pengusaha telah menebus atau membeli premium dan solar dengan harga lama, yakni Rp 8.500/liter, tapi besoknya pada 1 Januari 2015 harus dijual Rp 7.600/liter.
"Ini kan masalahnya SPBU tidak akan mau menebus atau membeli delivery order, jika harganya besok turun. Sehingga kemungkinan harga baru berlaku 1-2 hari sesudah diumumkan, agar mereka (pengusaha SPBU) tidak rugi," tutup Bambang.
Kerugian akibat penurunan harga BBM tersebut pernah diungkapkan Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi. Akibat penurunan harga BBM jadi Rp 7.600/liter untuk bensin premium dan solar Rp 7.250/liter membuat pengusaha SPBU rugi Rp 127 miliar.

"Hitungan kasar kita, asumsinya setiap SPBU rata-rata menebus BBM sebanyak 24 ton/hari x selisih harga penurunan BBM Rp 1.000/liter x jumlah SPBU yang dikelola swasta sebanyak 5.300 SPBU, jadi ruginya total sekitar Rp 127 miliar itu untuk dua jenis BBM, yakni premium dan solar," ungkapnya.( Ab@h** }

Tidak ada komentar:

Posting Komentar