" Kejujuran,.. Integritas,.. Kerjasama,.. Hirarki, . . Loyalitas,... . . ."ds

Rabu, 27 Januari 2016

Ada Lima Orang Ciamis dari Ratusan Gafatar Asal Jabar

Ratusan warga yang merupakan mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Jawa Barat telah dipulangkan. Sebelumya mereka diketahui tinggal di daerah Kalimantan Barat bersama para anggota Gafatar lainnya dari berbagai daerah. Memurut informasi yang dihimpun kami, mereka kini berada di Rumah Perlindungan Sosial Bambu Apus, Jakarta. Selanjutnya akan dikirim ke Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat di Kota Cimahi.

Ternyata dari 159 orang eks anggota organisasi Gafatar asal Jawa Barat, lima diantaranya diketahui merupakan warga Kabupaten Ciamis. Lima warga Ciamis itu diantaranya, Menik (27), Yudistira (3 tahun), Radia (6 bulan), Faturahman (65) dan Erjuanti (69).

Kepala Bidang Penanganan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Tenagakerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Ciamis, Wawan Hermawan, mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.

“Kita belum tahu lebih jauh, masih sedang mendalami informasinya dan berkoordinasi dengan pihak Dinas Sosial Jawa Barat,” ucapnya Rabu (27/01) siang.

Diketahui sebelumnya, ribuan anggota Gafatar diusir dari tempat mereka berkelompok di Pulau Kalimantan. Kamp Gafatar yang berada di Mempawah, Kalimantan Barat, dibakar masyarakat setempat pada Selasa,


Sebagaimana dilansir Polda Jabar, sebanyak 97 dari 439 orang bekas anggota Gafatar asal Jawa Barat akan dipulangkan. Mereka akan dipulangkan rencananya menggunakan KRI Teluk Amboina menuju Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, Jawa Tengah.

Mereka antara lain berasal dari wilayah Jabar seperti Tasikmalaya, Depok, Bogor, Cirebon, Banten, Bekasi, Kuningan, Garut, dan Bandung.  Bogor menjadi daerah yang paling banyak memiliki warga bekas anggota Gafatar yaitu sekitar 39 orang.

Selanjutnya Tasikmalaya (13 orang), Cirebon (12 orang), Bekasi 11 orang, Depok enam orang, Banten empat orang, serta Kuningan, Garut, Kota Bandung masing-masing empat orang.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menekankan warga Jabar agar memperkuat ikatan keluarga guna mencegah masuknya faham-faham sesat ini. Apalagi, dari sisi ajaran, sangat mudah mengendus kesesatannya.

"Kita bisa sagat mudah untuk mengetahui keanehnya. Misal tidak perlu shalat, bisa kawin berkali-kali dengan mudah, ada nabi setelah Rasul, dan ajaran tidak logis lainnya. Semua ini bisa mudah dikenali nalar jika ini menyimpang, terutama jika sesama anggota keluarga saling menguatkan," ungkap Gubernur Jawa Barat.


Akhirnya Gubernur Jawa Barat mengatakan, secara simultan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan seluruh unsur seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, dan aparat hukum untuk melakukan antisipasi agar kejadian serupa jangan terulang.( Ab@h**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar