Puluhan imigran gelap ditemukan terdampar di Pantai Barat
Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Para imigran itu langsung
dibantu dan diamankan oleh Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) dan
petugas.
"Mereka ditemukan tadi malam terdampar di pantai barat Pangandaran depan hotel Malabar," kata Petugas Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Pangandaran, Asep Udel seperti yang dikutip Antara, Kamis (6/2).
Menurut keterangan Asep, para imigran ini hendak menuju ke wilayahAustralia. Setelah sampai di sana, kapal yang mereka tumpangi dihadang kepolisian Australia.
"Pengakuan dari imigran katanya sudah melewati perbatasan, tapi oleh petugas di Australia disuruh kembali ke perairan Indonesia," kata Asep.
Akhirnya mereka kembali ke Indonesia dengan bahan bakar yang tersisa dan terdampar di Pantai Pangandaran.
Dari para imigran tersebut, sebanyak tujuh belas orang diamankan di markas Polsek Pangandaran, enam orang oleh Satuan Polairud Pangandaran dan delapan orang oleh TNI Angkatan Laut.
"Dari mereka yang diamankan ada anak-anak dan ibu yang lagi hamil," jelas dia.
"Mereka ditemukan tadi malam terdampar di pantai barat Pangandaran depan hotel Malabar," kata Petugas Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Pangandaran, Asep Udel seperti yang dikutip Antara, Kamis (6/2).
Menurut keterangan Asep, para imigran ini hendak menuju ke wilayahAustralia. Setelah sampai di sana, kapal yang mereka tumpangi dihadang kepolisian Australia.
"Pengakuan dari imigran katanya sudah melewati perbatasan, tapi oleh petugas di Australia disuruh kembali ke perairan Indonesia," kata Asep.
Akhirnya mereka kembali ke Indonesia dengan bahan bakar yang tersisa dan terdampar di Pantai Pangandaran.
Dari para imigran tersebut, sebanyak tujuh belas orang diamankan di markas Polsek Pangandaran, enam orang oleh Satuan Polairud Pangandaran dan delapan orang oleh TNI Angkatan Laut.
"Dari mereka yang diamankan ada anak-anak dan ibu yang lagi hamil," jelas dia.
Sekoci Canggih
Kapal kapsul mirip sekoci yang
membawa 34 imigran gelap ke Pantai Pangandaran, Rabu (5/2) malam menjadi armada
tercanggih dalam sejarah pelarian orang asing di Indonesia.
Selain dilengkapi peralatan
komunikasi dan navigasi canggih, kapal tersebut bermesin diesel dengan sistem
gearbox (transmisi pemindah tenaga).
Kepala Seksi Tranportasi Lalu
Lintas Laut Dinas Pekerjaan Umum Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kabupaten
Pangandaran Dede Supriatman mengatakan kapal berwarna orange tersebut merupakan
buatan China. Daya mesinnya diperkirakan mencapai 140 PK (Paarde Kracht/tenaga
kuda).
“Kami tidak menemukan dokumen
kapal yang sepertinya sudah dihilangkan. Namun kalau melihat dari volume
baling-baling, daya kapal ini sekitar 140 PK atau sekitar 6 GT (Gross Tonage),”
ungkapnya kepada Radar di lokasi penemuan kapal imigran, Pantai Barat
Pangandaran, kemarin (6/2).
Menurut Dede, kapal tersebut
tergolong canggih karena dilengkapi peralatan berlayar cukup lengkap,
diantaranya sistem navigasi, peralatan komunikasi, GPS (Global Positioning
System), alat deteksi jarak dan dilengkapi pendingin ruangan (AC).
Hanya, kata dia, kapal
tersebut tidak dilengkapi sistem auto pilot dan sistem sonar seperti kapal
selam.
“Sepanjang sejarah pelarian
imigran ini yang tercanggih. Kecil kemungkinan kalau kapal ini dikendalikan
oleh orang awam. Nahkodanya harus yang mengetahui pelayaran makanya bisa sampai
di sini. Namun sayangnya menurut informasi nahkodanya kabur,” katanya.
Dede mengatakan kapal tersebut
mampu melaju dengan kecepatan maksimal sekitar 35 knot. Dari pengamatannya,
kapal berukuran 8,5 x 3,2 meter itu diperkirakan dimodifikasi khusus untuk
mengangkut banyak penumpang hingga mampu menampung 90 penumpang.
“Saya tidak tahu pasti apakah
ini memang dimodifikasi khusus untuk kepentingan ini (mengangkut imigran, red),
tapi yang jelas kapal ini didesain untuk bisa mengangkut banyak orang,” kata
Dede.
Biasanya, lanjutnya, kapal
sejenis digunakan untuk kepentingan survei atau rescue (penyelamatan). “Ini
bukan kapal komersil. Dari segi warna patut diduga kapal ini milik badan atau
lembaga pemerintah (Australia, red),” tuturnya.
“Tidak sembarangan kapal umum
bisa menggunakan warna orange karena diatur oleh IMO (International Maritime
Organization), ada kemungkinan juga kapal ini dijual oleh oknum,” imbuhnya.
(Ab@h=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar