" Kejujuran,.. Integritas,.. Kerjasama,.. Hirarki, . . Loyalitas,... . . ."ds

Sabtu, 06 Desember 2014

Kaget oleh Kandungan Miras Oplosan Jabar


Kasus minuman keras (miras) oplosan yang memakan korban jiwa sudah cukup sering terjadi, namun polisi tetap dibuat terperangah dengan kejadian yang menimpa sejumlah tempat di Jawa Barat, utamanya Sumedang dan Garut pekan ini.
"Kandungannya cukup mengagetkan kita. Hampir 90% berisi ethanol atau alkohol," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Martinus Sitompul saat dihubungi, Jumat (5/12).
Sedikitnya 16 orang tewas setelah menenggak miras oplosan ini di Sumedang dan Garut, dan puluhan lainnya dirawat di rumah sakit, sebagian masih kritis.
Diantara para korban, terdapat juga kategori anak-anak remaja.
Martinus menduga produk oplosan seperti ini marak digunakan karena buatan pabrik sulit ditemukan di warung-warung akibat razia dan penyitaan yang dilakukan polisi.
"Miras hasil produksi pabrikan sudah sering kami sita dan sulit ditemui, misalnya (merek) Intisari. Penjualan miras itu seharusnya di tempat-tempat yang sudah memiliki izin. Penjualan merek tadi di warung-warung yang tidak tepat yang tidak memiliki izin," ujarnya.
Karena sulit menemukan produk bermerek, sejumlah oknum membuat minuman oplosan sendiri dengan ceroboh dan tanpa pengetahuan yang cukup, sehingga berakibat fatal, ujarnya.

Seperti kita kta ketahui, Korban minuman keras oplosan di Sumedang yang masuk ke RSUD Sumedang hingga Jumat (5/12/2014) pagi ini bertambah menjadi 103 orang. "Tadi subuh datang lagi dua pasien, jadi dari 101 bertambah lagi menjadi 103 pasien," kata Kepala Humas RSUD Sumedang Iman Budiman di Sumedang, Jawa Barat, pagi ini.
"Puncak pengunjung (pasien) yang datang ke sini hari Kamis (kemarin)," kata Iman Budiman lagi.
Iman mengatakan, pihak rumah sakit melakukan penanganan langsung terhadap pasien yang datang. "Kita infus dan kita cek sejauh mana racun yang ada dalam tubuhnya itu menyebar," kata Iman.
Iman memperkirakan, hari ini akan banyak pasien yang sudah diizinkan pulang. "Karena kondisinya sudah membaik," kata dia lagi.
Kebanyakan pasien korban miras oplosan yang berkunjung ke RS untuk melakukan observasi  tentang  sejauh mana racun yang ada dalam tubuhnya. "Jadi, banyak pasien yang ketakutan karena melihat teman-teman yang lainnya meninggal dunia. Mereka merasa meminum minuman oplosan tersebut sehingga berdatangan ke rumah sakit," ujar Iman.
Berdasarkan observasi tersebut, ada beberapa pasien yang tergolong dalam kondisi serius sehingga masih harus menjalani perawatan intensif. "Tapi, ada beberapa juga kondisinya yang kritis. Bahkan, ada pasien yang sejak dua hari lalu masuk ke sini, tapi sampai sekarang masih kritis," kata dia lagi.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan penjelasan Kasat Narkoba Polres Sumedang AKP I Nyoman Yudhana, para korban mendapat miras oplosan dari sebuah warung di Ciguling, kemudian mereka berpesta miras pada Selasa malam (2/12/2014).
Pesta miras juga berlangsung Minggu malam di Samoha, Kelurahan Pasanggaran Baru, Kecamatan Sumedang Selatan, serta di Cipacing, Desa Mekarbakti, Pamulihan, dan di Desa Raharja, Kecamatan Tanjungsari.( Ab@h** )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar