Kasus minuman keras (miras) oplosan yang memakan korban
jiwa sudah cukup sering terjadi, namun polisi tetap dibuat terperangah dengan
kejadian yang menimpa sejumlah tempat di Jawa Barat, utamanya Sumedang dan
Garut pekan ini.
"Kandungannya cukup mengagetkan kita. Hampir 90%
berisi ethanol atau alkohol," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat
Kombes Martinus Sitompul saat dihubungi, Jumat (5/12).
Sedikitnya 16 orang tewas setelah menenggak miras oplosan
ini di Sumedang dan Garut, dan puluhan lainnya dirawat di rumah sakit, sebagian
masih kritis.
Diantara para korban, terdapat juga kategori anak-anak
remaja.
Martinus menduga produk oplosan seperti ini marak
digunakan karena buatan pabrik sulit ditemukan di warung-warung akibat razia
dan penyitaan yang dilakukan polisi.
"Miras hasil produksi pabrikan sudah sering kami
sita dan sulit ditemui, misalnya (merek) Intisari. Penjualan miras itu
seharusnya di tempat-tempat yang sudah memiliki izin. Penjualan merek tadi di
warung-warung yang tidak tepat yang tidak memiliki izin," ujarnya.
Karena sulit menemukan produk bermerek, sejumlah oknum
membuat minuman oplosan sendiri dengan ceroboh dan tanpa pengetahuan yang
cukup, sehingga berakibat fatal, ujarnya.
Seperti kita kta ketahui, Korban minuman keras oplosan di Sumedang yang masuk ke
RSUD Sumedang hingga Jumat (5/12/2014) pagi ini bertambah menjadi 103 orang.
"Tadi subuh datang lagi dua pasien, jadi dari 101 bertambah lagi menjadi
103 pasien," kata Kepala Humas RSUD Sumedang Iman Budiman di Sumedang,
Jawa Barat, pagi ini.
"Puncak pengunjung (pasien) yang datang ke sini hari
Kamis (kemarin)," kata Iman Budiman lagi.
Iman mengatakan, pihak rumah sakit melakukan penanganan
langsung terhadap pasien yang datang. "Kita infus dan kita cek sejauh mana
racun yang ada dalam tubuhnya itu menyebar," kata Iman.
Iman memperkirakan, hari ini akan banyak pasien yang
sudah diizinkan pulang. "Karena kondisinya sudah membaik," kata dia
lagi.
Kebanyakan pasien korban miras oplosan yang berkunjung ke
RS untuk melakukan observasi
tentang sejauh mana racun yang
ada dalam tubuhnya. "Jadi, banyak pasien yang ketakutan karena melihat
teman-teman yang lainnya meninggal dunia. Mereka merasa meminum minuman oplosan
tersebut sehingga berdatangan ke rumah sakit," ujar Iman.
Berdasarkan observasi tersebut, ada beberapa pasien yang
tergolong dalam kondisi serius sehingga masih harus menjalani perawatan
intensif. "Tapi, ada beberapa juga kondisinya yang kritis. Bahkan, ada
pasien yang sejak dua hari lalu masuk ke sini, tapi sampai sekarang masih
kritis," kata dia lagi.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan penjelasan Kasat
Narkoba Polres Sumedang AKP I Nyoman Yudhana, para korban mendapat miras
oplosan dari sebuah warung di Ciguling, kemudian mereka berpesta miras pada
Selasa malam (2/12/2014).
Pesta miras juga berlangsung Minggu malam di Samoha,
Kelurahan Pasanggaran Baru, Kecamatan Sumedang Selatan, serta di Cipacing, Desa
Mekarbakti, Pamulihan, dan di Desa Raharja, Kecamatan Tanjungsari.( Ab@h** )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar