" Kejujuran,.. Integritas,.. Kerjasama,.. Hirarki, . . Loyalitas,... . . ."ds

Senin, 05 Januari 2015

Siswi SMK Nekad Gantung diri

Seorang siswi SMK Kawali nekat gantung diri menggunakan sutas tambang, Sabtu (3/1/2014). Aksi nekat siswi itu dilakukan di pintu ruang makan di rumahnya di Dusun Bantarsari, Desa Awiluar, Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis.
Gian Sugianti (18) ditemukan tewas tergantung di dalam rumahnya di Dusun Bantarsari RT 07 RW 03 Desa Awiluar Kecamatan Lumbung. Kejadian itu diketahui ibu dan kakak Gian sekitar pukul 12.15.
Kapolsek Kawali Kompol Napoleon mengatakan polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Di lokasi anggotanya menemukan sejumlah barang seperti tali jemuran yang dipasang di ikatkan pada kusen pintu rumah dan satu unit telepon genggam alias handphone. Tali tambang yang digunakan memiliki panjang tiga meter.
Belum diketahui pasti motif bunuh diri itu, namun dugaan sementara Gian nekad gantung diri karena urusan cinta.
Menurut Napoleon orangtua korban sempat memberi keterangan bahwa siswi SMKN 1 Kawali itu pernah curhat tentang kasus gantung diri yang dilakukan pacarnya bernama Doni di Batam. Pria itu dikenal Gian lewat media sosial Facebook.
“Kasus ini masih kami selidiki, apa yang menjadi penyebab gantung diri itu akibat dari setelah mendengar kabar bahwa pacarnya yang mengatas namakan Doni itu meninggal atau karena hal yang lainnya, ” ujarnya saat dihubungi melalui telepon kemarin (4/1/2015).
Napoleon juga mengaku mendapat keterangan dari kakak korban. Gian pernahcurhat kepada kakaknya bahwa pacarnya yang bernama Doni diberitakan telah meninggal lewat telepon dengan nomor yang tidak dikenal. “Diduga dirinya (Gian, Red) memecahkan kaca dengan tangan kanannya, lalu korban menuliskan kata “I Love Doni” dengan bercakan darah yang keluar dari tangan kanannya,” terangnya.
Tetangga korban Yaya (47) mengaku sempat terkejut saa mendapati kabar bunuh diri itu. Dia ketika itu tengah berada di dalam rumah dan langsung berlari keluar melihat langsung kondisi Gian yang tergantung. Dia kemudian membantu menurunkan tubuh korban dan melepaskan ikatan tali jemuran pada leher.
“korban langsung diangkat oleh ibu dan kakaknya yang baru pulang dari hajatan saudaranya di Ciamis,” jelas dia.
Menurut dia, semasa hidup Gian dikenal baik oleh tetangga dan tidak pernah bermasalah. Semua tetangga tidak ada yang menyangka dengan kejadian itu.
Dihubungi terpisah, Kepala SMKN 1 Drs H Hadi Sumantoro MPd mengaku baru mengetahui kabar tersebut dari salah seorang guru. Dia kemudian meminta sang guru melayad Gian ke rumah keluarga. “Saya tidak bisa datang ke rumah korban (Gian, Red) karena sedang berada di luar kota. Semoga arwah korban diterima di Sisi Allah dan tidak terjadi lagi hal seperti itu terhadap para siswa-siswi lainnya,” kata dia.

PRIHATIN

Ketua Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak (LPPA) Binangkit Maju Gemilang Vera Fillinda mengaku prihatin dengan kasus gantung diri itu. “Saya menilai sebetulnya anak tersebut tidak bisa memecahkan apa yang menjadi permasalahan hidupnya waktu itu. Sepertinya (almarhumah, Red) memiliki permasalahan yang cukup rumit yang tidak bisa dipecahkan,” ujar katanya saat dihubungi kemarin (4/1/2015).
Menurutnya masalah yang dihadapi almarhumah Gian sebetulnya bisa diatasi dengan komunikasi yang baik bersama orangtua dan keluarga. Ketika seorang anak mendapatkan masalah, dia akan mencari tempat berbagi, biasanya orangtua sebagai orang yang paling dekat.
“Ini jika orang sekitarnya sensitif terhadap anak tersebut. Seharusnya bergerak untuk menanyakan permasalahan yang dihadapi sehingga bisa mendapatkan solusi,” kata Vera.
Dia mengimbau orangtua lebih memperhatikan perubahan sikap dan prilaku anak. Komunikasi yang baik antara orangtua dan anak bisa mencegah hal serupa terulang kembali.
“Ketika punya masalah diharapkan mencari teman sebaya dan cobalah merapat kepada keluarga. Nanti orang tua bisa memberi solusi yang lebih bijak, karena dia tempat kembali untuk mencurahkan segala permasalahan,” jelas dia.
Pemerhati Sosial Saepurrohman MPdI mengatakan jika dilihat dari umurnya siswa tersebut masih dalam masa labil. Pada masa seperti itu seorang anak biasanya memilih jalan cepat dan tidak banyak berpikir ketika menghadapi sebuah permasalahan.
“Dalam hal ini orang tua jangan sampai membiarkan anaknya dan harus selalu diawasi, jangan sampai ada kerenggangan komunikasi,” pungkasnya. ( Ab@h**/Radar- Online )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar