Seorang siswi SMK Kawali nekat
gantung diri menggunakan sutas tambang, Sabtu (3/1/2014). Aksi nekat siswi itu
dilakukan di pintu ruang makan di rumahnya di Dusun Bantarsari, Desa Awiluar,
Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis.
Gian Sugianti (18) ditemukan
tewas tergantung di dalam rumahnya di Dusun Bantarsari RT 07 RW 03 Desa Awiluar
Kecamatan Lumbung. Kejadian itu diketahui ibu dan kakak Gian sekitar pukul
12.15.
Kapolsek Kawali Kompol Napoleon
mengatakan polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Di lokasi
anggotanya menemukan sejumlah barang seperti tali jemuran yang dipasang di
ikatkan pada kusen pintu rumah dan satu unit telepon genggam alias handphone.
Tali tambang yang digunakan memiliki panjang tiga meter.
Belum diketahui pasti motif
bunuh diri itu, namun dugaan sementara Gian nekad gantung diri karena urusan
cinta.
Menurut Napoleon orangtua
korban sempat memberi keterangan bahwa siswi SMKN 1 Kawali itu pernah curhat tentang
kasus gantung diri yang dilakukan pacarnya bernama Doni di Batam. Pria itu
dikenal Gian lewat media sosial Facebook.
“Kasus ini masih kami
selidiki, apa yang menjadi penyebab gantung diri itu akibat dari setelah
mendengar kabar bahwa pacarnya yang mengatas namakan Doni itu meninggal atau
karena hal yang lainnya, ” ujarnya saat dihubungi melalui telepon kemarin
(4/1/2015).
Napoleon juga mengaku mendapat
keterangan dari kakak korban. Gian pernahcurhat kepada kakaknya bahwa pacarnya
yang bernama Doni diberitakan telah meninggal lewat telepon dengan nomor yang
tidak dikenal. “Diduga dirinya (Gian, Red) memecahkan kaca dengan tangan
kanannya, lalu korban menuliskan kata “I Love Doni” dengan bercakan darah yang
keluar dari tangan kanannya,” terangnya.
Tetangga korban Yaya (47)
mengaku sempat terkejut saa mendapati kabar bunuh diri itu. Dia ketika itu
tengah berada di dalam rumah dan langsung berlari keluar melihat langsung
kondisi Gian yang tergantung. Dia kemudian membantu menurunkan tubuh korban dan
melepaskan ikatan tali jemuran pada leher.
“korban langsung diangkat oleh
ibu dan kakaknya yang baru pulang dari hajatan saudaranya di Ciamis,” jelas
dia.
Menurut dia, semasa hidup Gian
dikenal baik oleh tetangga dan tidak pernah bermasalah. Semua tetangga tidak
ada yang menyangka dengan kejadian itu.
Dihubungi terpisah, Kepala
SMKN 1 Drs H Hadi Sumantoro MPd mengaku baru mengetahui kabar tersebut dari
salah seorang guru. Dia kemudian meminta sang guru melayad Gian ke rumah
keluarga. “Saya tidak bisa datang ke rumah korban (Gian, Red) karena sedang
berada di luar kota. Semoga arwah korban diterima di Sisi Allah dan tidak
terjadi lagi hal seperti itu terhadap para siswa-siswi lainnya,” kata dia.
PRIHATIN
Ketua Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak (LPPA) Binangkit Maju Gemilang Vera Fillinda mengaku prihatin dengan kasus gantung diri itu. “Saya menilai sebetulnya anak tersebut tidak bisa memecahkan apa yang menjadi permasalahan hidupnya waktu itu. Sepertinya (almarhumah, Red) memiliki permasalahan yang cukup rumit yang tidak bisa dipecahkan,” ujar katanya saat dihubungi kemarin (4/1/2015).
Menurutnya masalah yang
dihadapi almarhumah Gian sebetulnya bisa diatasi dengan komunikasi yang baik
bersama orangtua dan keluarga. Ketika seorang anak mendapatkan masalah, dia
akan mencari tempat berbagi, biasanya orangtua sebagai orang yang paling dekat.
“Ini jika orang sekitarnya
sensitif terhadap anak tersebut. Seharusnya bergerak untuk menanyakan
permasalahan yang dihadapi sehingga bisa mendapatkan solusi,” kata Vera.
Dia mengimbau orangtua lebih
memperhatikan perubahan sikap dan prilaku anak. Komunikasi yang baik antara
orangtua dan anak bisa mencegah hal serupa terulang kembali.
“Ketika punya masalah
diharapkan mencari teman sebaya dan cobalah merapat kepada keluarga. Nanti
orang tua bisa memberi solusi yang lebih bijak, karena dia tempat kembali untuk
mencurahkan segala permasalahan,” jelas dia.
Pemerhati Sosial Saepurrohman
MPdI mengatakan jika dilihat dari umurnya siswa tersebut masih dalam masa
labil. Pada masa seperti itu seorang anak biasanya memilih jalan cepat dan
tidak banyak berpikir ketika menghadapi sebuah permasalahan.
“Dalam hal ini orang tua
jangan sampai membiarkan anaknya dan harus selalu diawasi, jangan sampai ada
kerenggangan komunikasi,” pungkasnya. ( Ab@h**/Radar- Online )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar