" Kejujuran,.. Integritas,.. Kerjasama,.. Hirarki, . . Loyalitas,... . . ."ds

Selasa, 10 Maret 2015

Pencarian Korban Hanyut Dihentikan Sementara

Memasuki hari kedua, pencarian siswa MTs Ciamis yang hanyut Mumu Zaenal Muttaqin belum membuahkan hasil. Tim SAR gabungan dari BPBD Ciamis, BPBD Banjar, SAR Ciamis, Sarpanthera, Basarnas, Tagana, PMI Ciamis-Banjar, Gamapala, TNI, Polres Ciamis dan warga belum menemukan petunjuk posisi Mumu. Proses pencarian akhirnya dihentikan sementara pukul 16.00.
Koordinator SAR gabungan Yayan menuturkan proses pencarian dilakukan dengan membagi tim menjadi lima. Tim menyisir Sungai Citanduy menggunakan delapan perahu karet. Pencarian dimulai dari lokasi pertama tenggelam di Dusun Ciawitali hingga memasuki wilayah Banjar dengan jarak sekitar 30 kilometer.
Tim pertama menyusuri sungai dari lokasi tenggelam hingga kawasan TPA Handapherang. Tim kedua, menyusuri sungai dari TPA Handapherang sampai Karangkamulyan dan tim ketiga menyusuri sungai dari Karangkamulyan sampai Kota Banjar. Sedangkan keempat menyusuri Sungai Citanduy dari Banjar sampai Langensari dan tim kelima menyusuri Citanduy dari Langensari sampai Bendungan Manganti.
“Teknis pencarian dengan penyapuan daerah, terutama yang diduga terdapat underhole (pusaran air bawah, Red) serta menginformasikan pencarian kepada penduduk pesisir sungai,” ungkap Yayan sebelum memulai pencarian kemarin (9/3/2015).
Dia menjelsaskan, proses pencarian akan terus dilakukan sampai tujuh hari dengan waktu hingga pukul 16.00 tiap harinya.

TEMAN-TEMAN DOA BERSAMA UNTUK MUMU

Sementara itu, ratusan siswa MTs Negeri Ciamis menggelar doa bersama di masjid sekolah kemarin. Mereka berharap Mumu segera ditemukan dalam keadaan selamat oleh tim pencari.
“Dengan doa bersama ini harapannya Mumu secepatnya ditemukan dalam keadaan selamat, kalaupun nanti tidak selamat semoga jasadnya segera ditemukan,” ujar Kepala MTs Negeri Ciamis Gunawan didampingi Wakasek Humas Ede Syahidin.
Menurut Ede Syahidin, Mumu merupakan siswa yang aktif dalam organisasi dan ekstrakurikuler di sekolah. Beberapa waktu lalu, Mumu juga sempat mewakili sekolah mengikuti olahraga cabang atletik lari dalam Porseni. 
“Kegiatan itu (liburan, di pinggir sungai, Red) di luar sekolah. Kebetulan hari Minggu, dan di sekolah juga tidak ada kegiatan,” jelasnya.
Mencegah kejadian serupa, Edi mengimbau semua anak didiknya mengisi hari liburan dengan tidak melakukan kegiatan berisiko. 
“Hari libur lebih baik digunakan untuk belajar di rumah atau membantu orang tua,” tandasnya.


Terpisah, Lili Karli (37), ayah Mumu mengaku telah mengikhlaskan anaknya tersebut. Meski begitu dia tetap berharap anaknya bisa ditemukan baik dalam keadaan selamat ataupun tidak. Sebelum hanyut Mumu sempat minta difoto kepada orang tuanya sebagai kenang-kenangan.
Di rumah Lili, tampak hadir anggota DPRD Ciamis H Wagino dan sejumlah PNS di lingkungan DPRD. Lili yang biasa disapa Pecel merupakan pedagang asongan yang sering mangkal di gedung dewan. Keluarga Mumu Jaenal Mutaqin (13), siswa MTs Ciamis yang tenggelam dan hanyut terbawa arus Sungai Citanduy berharap korban segera ditemukan oleh Tim Tagana yang kini tengah melakukan pencarian di sepanjang Sungai Citanduy.
“Saya ingin anak saya segera ditemukan, biar jasadnya bisa segera dikebumikan secara layak. Kasihan dia,” ungkap Lili, ayah korban, sembari meneteskan air mata, saat ditemui HR, Senin (9/3/2015).
Lili yang akrab disapa Pecel ini, mengatakan, semasa hidupnya, Mumu merupakan anak yang baik dan rajin mengaji. Bahkan, Mumu sering menjadi guru ngaji teman-temannya saat belajar mengaji di mesjid.

Pecel mengatakan, sebelum anaknya pergi ke Sungai Citanduy, dirinya sempat melarang karena aliran sungai saat ini tengah deras. “ Waktu itu saya sarankan agar acara ngaliwetnya di kolam milik saya yang tak jauh dari rumah. Tetapi, entah mengapa, dia malah nekad bersama temannya pergi ke Sungai Citanduy,” kata pedagang rokok di komplek DPRD Ciamis ini.

Pecel menambahkan, karena dikira anaknya menggelar acara ngaliwet bersama temannya di kolam miliknya, dia pun sempat mengontrol ke kolamnya. Betapa kagetnya, ketika dicek ke kolamnya, anaknya beserta temannya tidak ada di lokasi.
“Padahal, saya sudah mewanti-wanti agar jangan pergi ke sungai, karena arus tengah deras,” ujarnya dengan raut muka sedih dan kecewa.
Sekitar pukul 13.00 WIB, lanjut Pecel, ada teman anaknya datang ke rumahnya dan memberitahukan bahwa Mumu hanyut terbawa arus Sungai Citanduy. “Mendengar kabar itu, saya langsung lemas dan tidak percaya anak saya meninggal terbawa arus sungai,” katanya. ( Ab@h**/HR-Online)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar