Memasuki hari kedua, pencarian siswa MTs
Ciamis yang hanyut Mumu Zaenal Muttaqin belum membuahkan hasil. Tim SAR
gabungan dari BPBD Ciamis, BPBD Banjar, SAR Ciamis, Sarpanthera, Basarnas,
Tagana, PMI Ciamis-Banjar, Gamapala, TNI, Polres Ciamis dan warga belum
menemukan petunjuk posisi Mumu. Proses pencarian akhirnya dihentikan sementara
pukul 16.00.
Koordinator SAR gabungan Yayan menuturkan
proses pencarian dilakukan dengan membagi tim menjadi lima. Tim menyisir Sungai
Citanduy menggunakan delapan perahu karet. Pencarian dimulai dari lokasi
pertama tenggelam di Dusun Ciawitali hingga memasuki wilayah Banjar dengan
jarak sekitar 30 kilometer.
Tim pertama menyusuri sungai dari lokasi
tenggelam hingga kawasan TPA Handapherang. Tim kedua, menyusuri sungai dari TPA
Handapherang sampai Karangkamulyan dan tim ketiga menyusuri sungai dari
Karangkamulyan sampai Kota Banjar. Sedangkan keempat menyusuri Sungai Citanduy
dari Banjar sampai Langensari dan tim kelima menyusuri Citanduy dari Langensari
sampai Bendungan Manganti.
“Teknis pencarian dengan penyapuan daerah,
terutama yang diduga terdapat underhole (pusaran air bawah, Red) serta
menginformasikan pencarian kepada penduduk pesisir sungai,” ungkap Yayan
sebelum memulai pencarian kemarin (9/3/2015).
Dia menjelsaskan, proses pencarian akan terus
dilakukan sampai tujuh hari dengan waktu hingga pukul 16.00 tiap harinya.
TEMAN-TEMAN DOA BERSAMA UNTUK MUMU
Sementara itu, ratusan siswa MTs Negeri
Ciamis menggelar doa bersama di masjid sekolah kemarin. Mereka berharap Mumu segera
ditemukan dalam keadaan selamat oleh tim pencari.
“Dengan doa bersama ini harapannya Mumu
secepatnya ditemukan dalam keadaan selamat, kalaupun nanti tidak selamat semoga
jasadnya segera ditemukan,” ujar Kepala MTs Negeri Ciamis Gunawan didampingi
Wakasek Humas Ede Syahidin.
Menurut Ede Syahidin, Mumu merupakan siswa
yang aktif dalam organisasi dan ekstrakurikuler di sekolah. Beberapa waktu
lalu, Mumu juga sempat mewakili sekolah mengikuti olahraga cabang atletik lari
dalam Porseni.
“Kegiatan itu (liburan, di pinggir sungai, Red) di luar sekolah.
Kebetulan hari Minggu, dan di sekolah juga tidak ada kegiatan,” jelasnya.
Mencegah kejadian serupa, Edi mengimbau semua
anak didiknya mengisi hari liburan dengan tidak melakukan kegiatan berisiko.
“Hari libur lebih baik digunakan untuk belajar di rumah atau membantu orang
tua,” tandasnya.
Terpisah, Lili Karli (37), ayah Mumu mengaku
telah mengikhlaskan anaknya tersebut. Meski begitu dia tetap berharap anaknya
bisa ditemukan baik dalam keadaan selamat ataupun tidak. Sebelum hanyut Mumu
sempat minta difoto kepada orang tuanya sebagai kenang-kenangan.
Di rumah Lili, tampak hadir anggota DPRD
Ciamis H Wagino dan sejumlah PNS di lingkungan DPRD. Lili yang biasa disapa
Pecel merupakan pedagang asongan yang sering mangkal di gedung dewan. Keluarga
Mumu Jaenal Mutaqin (13), siswa MTs Ciamis yang tenggelam dan hanyut terbawa
arus Sungai Citanduy berharap korban segera ditemukan oleh Tim Tagana yang kini
tengah melakukan pencarian di sepanjang Sungai Citanduy.
“Saya ingin anak saya segera ditemukan, biar
jasadnya bisa segera dikebumikan secara layak. Kasihan dia,” ungkap Lili, ayah
korban, sembari meneteskan air mata, saat ditemui HR, Senin (9/3/2015).
Lili yang akrab disapa Pecel ini, mengatakan,
semasa hidupnya, Mumu merupakan anak yang baik dan rajin mengaji. Bahkan, Mumu
sering menjadi guru ngaji teman-temannya saat belajar mengaji di mesjid.
Pecel mengatakan, sebelum anaknya pergi ke Sungai
Citanduy, dirinya sempat melarang karena aliran sungai saat ini tengah deras. “
Waktu itu saya sarankan agar acara ngaliwetnya di kolam milik saya yang tak
jauh dari rumah. Tetapi, entah mengapa, dia malah nekad bersama temannya pergi
ke Sungai Citanduy,” kata pedagang rokok di komplek DPRD Ciamis ini.
Pecel menambahkan, karena dikira anaknya
menggelar acara ngaliwet bersama temannya di kolam miliknya, dia pun sempat
mengontrol ke kolamnya. Betapa kagetnya, ketika dicek ke kolamnya, anaknya
beserta temannya tidak ada di lokasi.
“Padahal, saya sudah mewanti-wanti agar
jangan pergi ke sungai, karena arus tengah deras,” ujarnya dengan raut muka
sedih dan kecewa.
Sekitar pukul 13.00 WIB, lanjut Pecel, ada
teman anaknya datang ke rumahnya dan memberitahukan bahwa Mumu hanyut terbawa
arus Sungai Citanduy. “Mendengar kabar itu, saya langsung lemas dan tidak
percaya anak saya meninggal terbawa arus sungai,” katanya. ( Ab@h**/HR-Online)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar