Sejak satu minggu ke belakang,
warga Ciamis dihebohkan isu bakso yang mengandung daging celeng milik Ucok.
Warung bakso di Jalan Ahmad Yani itu dikabarkan menggunakan daging celeng dan
tikus sebagai pembuatannya. Namun kabar tersebut dimentahkan Dinas Koperasi,
Perindustrian dan Perdagangan (Disperindagkop) yang telah melakukan pengujian
sampel bakso tiga hari ke belakang.
Diskoperindag menyatakan hasil
pengujian itu negatif. Bakso Ucok tidak terbukti mengandung daging celeng
maupun tikus.
“Jadi itu hanya rumor saja. Kita wajib melindungi para pelaku
usaha kecil. Kalau ada permasalahan ini tentunya mereka merugi, sehingga harus
ada tindak lanjut untuk mencari kebenarannya. Supaya para UKM (usaha kecil
menengah) di Ciamis terlindungi,” ujar Kasi Distribusi Barang dan Perlindungan
Konsumen Teti Hermiati kemarin (6/5/2015).
Menurut Teti, isu bakso celeng
awalnya berkembang di media sosial, pesan singkat serta dari mulut ke mulut.
Karena isu tersebut dianggap meresahkan, Diskoperindag akhirnya turun tangan
dan terjun langsung ke lapangan.
“Sesuai dengan tupoksi. Kami
merasa (isu) ini cukup meresahkan konsumen. Kemarin Senin (4/5) kita melakukan
pemeriksaan dan klarifikasi langsung ke (warung) bakso ucok. Lalu kita membawa
sampel bakso dan daging mentah untuk diperiksa di laboratorium Dinas
Kesehatan,” tuturnya.
Teti menjelaskan, daging yang
digunakan Ucok untuk membuat bakso dibeli dari Pasar Manis. Hal itu diyakini
setelah Indag melakukan penelusuran kepada pedagang daging langganan Ucok di
pasar. Di pasar itu Ucok biasa membeli 20 sampai 30 kilogram daging sehari.
“Semoga adanya hasil tes ini bisa kembali mengangkat omsetnya. Juga masyarakat
tidak resah lagi,” jelas dia.
Sementara Sunarto alias mas
Ucok, mengaku senang dengan hasil pengujian yang dikeluarkan Diskoperindag yang
dikeluarkan secara tertulis. Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bakso
produksinya tidak mengandung daging celeng maupun tikus. “Alhamdulillah saya
merasa senang,” katanya.
Ucok mengaku mendengar isu
bakso celeng sewaktu dirinya tengah pulang ke Solo minggu lalu. Kabar itu dia
dapat dari rekannya yang ada di Ciamis. “Saya kembali lebih cepat karena
mendengar isu itu. Kalau tidak cepat buka (warung bakso), takutnya isu itu
(disangka) memang ada. Padahal tidak,” ucapnya.
Setelah merebaknya isu bakso
celeng, penjualan bakso Ucok turun hingga 50 persen. Hampir sebagian besar
pelanggan bakso kabur dan belum kembali. Ucok berharap, hasil pengujian
laboratorium yang dikeluarkan Diskoperindag dapat mengembalikan reputasinya
dagangannya.
“Bagi saya ini kerugian yang
cukup besar. Karena sebagai pedagang kecil seperti saya, sekecil apapun
keuntungan, sangat berarti. Mudah-mudahan dengan adanya bukti ini usaha saya
bisa kembali lancar,” harapnya.
Salah seorang pelanggan bakso
Ucok, Ratna Suminar (18) mengaku tidak pernah takut mengonsumsi bakso buatan
pria asal Solo itu. Dia tidak yakin bakso langganannya itu mengandung daging
celeng dan tikus.
“Menurut saya tidak mungkin di Ciamis ada bakso celeng, jadi
saya tetap makan bakso di sini. Karena saya hobi makan bakso, terus dengan
adanya kejelasan dari pemerintah dan laboratorium, saya menjadi lebih yakin
lagi (tidak ada bakso celeng dan tikus),” tandasnya. (Ab@h**/Rdr ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar