Tim gabungan TNI, POLRI dan Regu Tim SAR dari Kabupaten
Ciamis dan Kota Banjar, hingga sore ini belum berhasil menemukan 2 siswa SMP
yang hanyut tenggelam di Sungai Ciseel, atau tepatnya di Dusun Tamansari, RT
12/RW 04 Blok Bojongnangka, Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten
Ciamis, Namun, saat ini tim gabungan sudah mendapat bantuan personil dari tim
Basarnas Jawa Barat.
Ketua Tim Gabungan Pencarian Korban, Asep, mengatakan,
setelah tim dari Basarnas Jabar bergabung, kini porsonil yang diterjunkan ke
lokasi pencarian sebanyak 50 anggota, termasuk dari TNI dan kepolisian.
“Dari pukul 09.00 WIB kita sudah melakukan penyisiran
sejauh 20 kilometer sampai ke muara Sungai Citanduy. Namun, korban belum juga
berhasil ditemukan. Untuk sementara pencarian dihentikan pada pukul 14.00 WIB
karena personil kelelahan,” ujarnya.
Asep menambahkan, usai istirahat personil gabungan akan
kembali turun ke sungai dan kembali star mencari korban dari titik awal
tenggelam hingga ke muara Sungai Citanduy. Selain itu, pencarian yang kedua
kalinya ini akan dilakukan penyelaman oleh tim SAR.
“Permintaan dari keluarga korban agar pencarian kembali
dilakukan dari titik awal tenggelam. Dan pada pencarian kedua kami terjunkan
tim penyelam,” ujarnya.
Sementara itu, kondisi debit air sungai ciseel saat ini
mulai turun, meski arus sungai masih deras. Tim SAR mengaku harus ekstra
hati-hati saat melakukan pencarian, karena medan sungai yang begitu sulit dan
berbahaya.
Kronologis kejadian
Dua orang remaja hanyut terbawa arus Sungai Ciseel Dusun
Kertahayu Kecamatan Pamarican Jumat pukul 16.00 sore (13/2/2015). Mereka adalah
Ripa (15) dan Febri (14). Ripa merupakan warga Kampung Bojongnangka dan Febri
(14 ) warga Kampung Bulakan Desa Kertahayu.
Penyebab dua siswa SMP Negeri 2 Pamarican, yang hanyut
tenggelam di Sungai Ciseel, atau tepatnya di Dusun Tamansari, RT 12/RW 04 Blok
Bojongnangka, Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Jum’at (13/02/2015) sore,
ternyata akibat aksi nekad dua korban tersebut.
Marimin (14) teman korban yang selamat, merupakam warga Dusun Cisaar
RT 11/RW 03 Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, mengatakan, sebelum kedua
teman hanyut tenggelam, dirinya bersama dua temannya lainnya sengaja mencari
kayu bakar dan buah rambutan di kebun yang berada di bantaran Sungai Ciseel.
Saat waktu sudah menjelang sore dan cuaca tampak mendung,
Marimin pun mengajak ke empat temannya untuk pulang. “Saya saat itu mengajak
pulang dengan menggunakan jembatan gantung yang tidak juah dari lokasi
kejadian. Namun, Rifa Nurdin dan Febrian (korban) menolak dan memilih potong
kompas dengan cara menyebrangi Sungai
Ciseel,” katanya.
Marimin menambahkan, selain memotong jalan dengan
menyebrangi sungai, kedua korban pun beralasan ingin memanfaatkan pohon tumbang
yang berada di sebrang sungai untuk dijadikan kayu bakar. “ Saya pun akhirnya
mengalah dan menuruti dengan menyebrangi sungai,” ujarnya.
Namun, lanjut Marimin, saat menyebrang sungai, kedua
korban yang posisinya berada di depannya tampak panik dan terjatuh. Tak lama
lama kemudian keduanya langsung terseret arus sungai yang saat itu tengah
deras.
“Saya sempat meraih tangan Febrian, namun terlepas karena
kuatnya arus sungai. Ketika Febri dan Rifa terseret arus, saya tidak bisa
berbuat banyak dan buru-buru menyelamatkan diri dengan berlari ke darat,”
katanya.
Saat temannya sudah terseret arus, kata dia, dirinya
bersama dua temannya langsung berlari mencari pertolongan kepada warga sekitar.
Namun apes, saat warga berdatangan, kedua korban sudah jauh terseret arus
sungai.
“Sampai malam ini, kami belum menemukan kedua remaja
tersebut. Masih dalam pencarian,” ujar Paur Humas Polres Ciamis IPDA Hj Iis
Yeni Idaningsih SH melalui sambungan telepon.
Dihubungi terpisah, Kapolsek Pamarican AKP Subagja, SH. menjelaskan kedua remaja yang tenggelam itu merupakan siswi SMPN 2 Pamarican.
Berdasarkan keterangan tiga korban yang selamat, peristiwa berawal ketika lima
siswi sekolah tersebut bermain sambil mencari kayu bakar sepulang sekolah. Saat
itu mereka bermain di Sungai Ciseel dan berenang menyeberangi sungai.
“Awalnya
air sungai tidak terlalu besar. Tapi secara tiba-tiba permukaan air sungai
naik,” katanya.
Menurutnya ketika ketinggian air bertambah, ketiga siswi
berhasil sampai di tepi sungai. Sedangkan Ripa dan Febrian terbawa arus, ketika
hendak menepi. Sebelum hanyut keduanya terlihat saling menarik baju untuk
menyelamatkan diri.
Tiga rekan Ripa dan Febri tidak bisa berbuat apa-apa.
Mereka langsung melaprkan kejadian kepada warga sekitar. Tadi malam polisi dan
TNI dibantu warga masih melakukan pencarian. BPBD, tim SAR dan Tagana juga
diturunkan untuk aksi penyelamatan. Air sungai yang meluap membuat petugas
kesulitan melakukan pencarian.
Ketua SAR dari Jeram Seribu Yayan Herdiana mengaku telah
menurunkan anggota untuk bergabung bersama Tagana, BPBD dan Gamapala Unigal.
“Kami maksimal terus melakukan pencarian hingga kedua korban bisa ditemukan,”
singkatnya saat dihubungi melalui telepon. (Ab@h**/HR-Radar Online )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar