Kebakaran hebat terjadi di Pasar Cikurubuk, Kota
Tasikmalaya tadi malam. Sebanyak 300 kios di pasar terbesar di timur Jawa Barat
itu hangus.
Sampai Rabu dini hari (18/3/2015), api belum bisa
dipadamkan. Petugas Pemadam Kebakaran dari Kota Tasik, Kabupaten Tasik, Ciamis
dan Banjar masih memadamkan si jago merah itu.
Petugas keamanan Pasar Cikurubuk Ii Romansyah (52)
mengaku sekitar pukul 20.00 mendengar suara letupan. Dia yang penasaran
kemudian melihatnya dan melihat atap kios di Blok A 1 pasar yang dijaganya itu
mengeluarkan api. “Ada puluhan kali suara letupan,” ungkapnya di lokasi tadi
malam. Sejak itu api membesar. Pasar Cikurubuk pun terbakar.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Noffan Widyayoko SIK, MA
mengatakan dari informasi yang dihimpunnya bahwa sumber api diduga dari kabel
listrik di tiang tengah Blok A 1 pasar terbesar di Priangan Timur itu. Api
kemudian menyebar ke kios-kios dan membakar hampir seluruh kios di blok
tersebut.
Informasi yang sampai kepadanya dari petugas pasar,
sebanyak 300 kios, belum termasuk lapak-lapak pedagang kaki lima (PKL) di depan
blok tersebut terbakar.
Kepala UPTD Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Tasikmalaya
Mulyono mengaku tidak bisa memprediksi berapa lama pihaknya bisa memadamkan
api. Pasalnya jarak antara pasar yang terbakar dengan sumber air cukup jauh.
Hal itu membuat upaya pemadaman api memakan waktu yang cukup lama. ”Belum tahu
kapan bisa padam,” katanya.
Sebagai upaya untuk mempercepat proses pemadaman,
pihaknya juga meminta bantuan Damkar Kabupaten Tasik, Ciamis dan Banjar. Jika
ditotalkan, mobil pemadam kebakaran yang menyemprotkan air sekitar 18 unit.
”Dari kota empat unit, belum lagi dari Kabupaten, Ciamis dan Banjar,” tuturnya.
Selain menggunakan mobil pemadam kebakaran, pemadaman api
di pasar tersebut juga menggunakan water cannon milik Polres Tasikmalaya Kota.
Kendaraan yang biasanya dipakai membubarkan massa itu, dipakai menyemprotkan
air ke kobaran api.
Tadi malam, Wali Kota Tasikmalaya Drs H Budi Budiman
bergerak cepat membahas kebakaran pasar terbesar di wilayah timur Jabar ini.
Dia tampak memimpin pertemuan dengan para kepala dinas. Pertemuan tersebut
dilaksanakan di kediaman Budi di Jalan Bojong, Cipedes, Kota Tasikmalaya. Dalam
pertemuan hadir Sekda Idi S Hidayat, Kadis KUMKM Perindag Tatan Rustandi dan
pejabat lainnya.
Pedagang di Blok A 1 Pasar Cikurubuk kaget
ruko tempat mereka berjualan habis terbakar. Meski api sampai Rabu (18/3/2015) pukul
01.30, mulai berangsur padam, sebagian pedagang enggan melihat ke dalam kios,
karena masih khawatir api bisa menyala lagi dan mengancam nyawa mereka.
Nana Suhermana (50), seorang pedagang
perkakas mengaku pasrah atas kejadian tersebut, karena ketika tiba di lokasi
sudah tidak ada lagi barang jualannya yang bisa diselamatkan. “Pas sampe sudah
menyala, mendengar kabar pukul tujuh dari tetangga saya langsung ke sini.
Tetapi mau apalagi, api sudah begitu besarnya,” ujarnya tadi malam.
Pemilik Toko Alat Tani Galonggong ini sempat
memberanikan diri masuk ke dalam, tetapi mengingat nyawanya lebih berharga dari
barang dagangannya, ia mengurungkan niat tersebut.
“Cangkul dan sebagainya sudah habis. Tadinya
mau nyelametin barang-barang yang masih bisa dipakai, tetapi itu tidak seberapa
dibanding dengan nyawa saya,” ujarnya.
Pantauan kami dilapangan di antara ratusan
kios di Blok A 1 yang terbakar, ada satu kios yang tidak menjadi arang. Padahal
di sisi kiri dan kanan kios milik Hj Ade itu ludes terbakar. Kios DO yang
dipakai berjualan buah-buahan oleh warga Kawalu Kota Tasikmalaya itu tidak jadi
arang karena semua dindingnya menggunakan tembok beton. Bahkan, atap kios pun
dicor. Kios di ujung timur Blok A Pasar Cikurubuk itu terbilang cukup luas
karena tiga kios disatukan.
Mulai tadi malam hingga dini hari tadi,
kawasan Pasar Cikurubuk dipadati orang-orang. Mulai pedagang yang mengevakuasi
barang, polisi, warga dan petugas pemadam kebakaran yang mematikan api hingga
orang yang menonton.
Ade Rahman (34) warga Cihideung sengaja
datang ke Cikurubuk untuk melihat kebakaran tersebut. Dia penasaran. “Makannya
datang ke sini. Dengar dari tetangga terus langsung ingin melihat kejadiannya,”
ungkapnya.
Adapun Epul Saepul Mutaqin (30), pemilik Toko
Adiputra –yang lokasi tokonya di seberang Blok A 1—buru-buru menghampiri lokasi
kebakaran. Warga Bojong, Cipedes, Kota Tasik ini khawatir api akan melumat
tempat usahanya.
“Dapat kabar jam tujuhan (malam). Katanya
dari magrib listrik mati lalu terjadi kebakaran,” tuturnya.
Catatan kami, 2 September 2009 sekitar empat
jam setelah Tasikmalaya dan sekitarnya dilanda gempa 7,3 skala richter (SC),
Blok B Pasar Cikurubuk pun terbakar. Api melalap kios-kios di blok tersebut. (Ab@h**/Rdr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar